Sabtu, 11 Februari 2023

Kenapa mesti Kucing, sih?

Menurutku, kucing itu binatang yang paling dekat sama manusia. Dia selalu ada disekitar manusia, entah kucing-kucing pasar yang minta makan, atau numpang tidur di halaman rumah, bahkan ada juga yang cuma numpang lewat. Rasanya kemanapun kita pergi selalu ada kucing yang kelihatan.

Kucing punya cakar, tapi gak selalu dipakai untuk menikam. Banyak orang takut kucing karena kuku-nya yang tajam, dan langsung kebayang luka robek dari cakarannya. Padahal, kucing juga bisa bercanda, dan kalau bercanda cakarannya gak akan sesakit saat dia marah. Jadi, yang perlu kita pelajarin dari mereka cuma mood mereka aja & harus cepat respon kalau dia kelihatan kesal. Jadi begitu mau cakar, kita udah bisa nepis.

Digigit kucing gak selalu sakit. Sama kaya kuku, lucu juga waktu aku tahu ternyata kucing bisa "gigit bercanda", kelihatannya dia gigit kuat karena taringnya sampai nempel dikulit, tapi ternyata gigitannya bener-bener gak sakit. Bahkan kadang gak membekas jadi merah apalagi sampai bikin kulit bolong karena ketusuk taringnya.

Kucing juga ternyata bisa jadi temen curhat, yang mungkin dia gak ngerti bahasa kita / sebaliknya, tapi dari tingkahnya kaya selalu tau apa yang lagi kita rasain. Menurutku, binatang memang makhluk yang bisa dibilang paling jujur. Jangankan kucing, macan pun rasanya gak mungkin menerkam manusia kalau manusia itu sendiri gak kelihatan mengancam.

Pernah waktu aku ngerasa sedih, dan curhat panjang lebar ke kucing ini. Dia cuma natap polos, seolah pengen nenangin tapi bingung juga bilangnya gimana. Jadilah dia nempel-nempelin badannya ke aku seolah-olah dia nunjukkin kalau dia gak akan ninggalin aku.

Ngomongin soal kucing, aku memang pecinta kucing dari kecil, sih.
Waktu main bareng teman-teman, sering godain kucing-kucing jalanan, beliin ciki jagung untuk kucing yang anehnya si kucing juga suka karena rasanya gurih kali ya hehe.
Kena cakar, udah pasti. Kena gigit juga udah gak usah ditanya berapa banyak. Tapi gak pernah kapok, malah semakin gemas kalau lihat kucing-kucing kecil disekitaran gue berada.

Sayangnya, kisah gue untuk pelihara kucing gak pernah ada dari dulu. Jadi, selama ini cuma suka manggil-manggil & elus kucing random yang ditemuin aja, gak pernah dibawa pulang ke rumah.
Karena Mama gak pernah setuju untuk pelihara kucing, walaupun aku udah berusaha menjelaskan seberapa lucu kucing, mastiin makanannya aman, dan pup-nya akan aman juga gak bikin bau serumah. Tapi tetep aja mama waktu itu gak pernah setuju.

Banjir awal tahun 2020 bawa berkah untuk first time pelihara kucing yang bener-bener si kucing diizinin masuk ke rumah, masuk kamar, jelajahin semua penjuru rumah. Waktu itu namanya Cimeng, masih kecil waktu masuk ke rumah ini. Betina yang gemesin, gak terlalu hectic jenisnya, jadi lumayan tenang kalau ditinggal kerja & dia dirumah sama saudara. Gak bikin takut dia nyuri makanan dirumah seperti yang ditakutin Mama selama ini hahaha.

Oh iya, Cimeng ini aku bebasin dirumah. bebas kemana aja dan ngapain aja. Aku gak pernah pakai kandang untuk pelihara kucing. Entah kenapa, aku merasa si kucing-kucing ini tetap harus punya kebebasan sebagai hewan pada umumnya, bebas mau ke mana aja dan ngapain aja. Aku suka sedih kalau lihat peliharaan teman-teman yang harus berdiam didalam kandang selama berjam-jam. Kalau ukuran badannya masih kecil mungkin masih oke ya untuk dia stay didalam kandang. Tapi kalau ukurannya sudah besar dan nge-pas banget sama kandangnya, rasanya sedih juga.

Jadi aku pelihara kucing, tapi tetap menjaga haknya sebagai hewan yang bebas. Whenever it hungry, it easily coming to a home & play around me. Rasanya cukup buatku, ketika mereka sudah paham dimana rumahnya, siapa pemiliknya, dan bagaimana dia sambut aku tiap pulang kerja.

Balik lagi ke Cimeng, karena dia betina dan hidupnya bebas, jadilah dia punya banyak anak yang berkembang biak jadi cucu-cucunya. singkat cerita, karena dirumah makin ramai "penghuninya", jadilah si Cimeng ini gerah dan memilih pergi dari rumah. Sisa lah anak-anak dan cucu-cucu-nya ini.

Tapi karena gue lagi-lagi membebaskan mereka, kesehatan mereka jd gak ter-kontrol. Beberapa sakit karena ketularan, bahkan ada yg gue rawat sampai badannya kurus banget dan akhirnya dia mati karena berhari-hari susah makan & minum.

dari semua anak dan cucunya ini, tersisalah 1 yang sampai sekarang gue rawat. Namanya Boba, dia anak generasi ke-2 dari Cimeng & satu-satunya yang bertahan karena ga ikut sakit. Tipikal dia sama banget kaya Cimeng, tapi jenis kelamin dia Jantan. Gue jadi ngerasa cukup aman juga sih, karena gak perlu takut kucing kebobolan anak lagi dan Mama terhindar dari emosi karena riuhnya rumah akibat kucing yang beranak pinak.

Boba ini gemas banget, dia suka tidur dengan posisi badan melintang, dan karena anaknya kalem, jadi mau diusik-usik kaya apapun dia gak akan marah. :)

Kucing itu makhluk independen kok, serius. Kadang aku pun merasa sering dicuekin sama kucingku kalau mereka emang lagi pengen sendiri. Nanti kalau dia lihat isi mangkoknya habis, atau dia mau sesuatu (misalnya minta keluar rumah karena mau Pup) atau kalau dia bosan tidur & mau ajak main, ya pasti mereka akan ngerengek berisik.

Pokoknya, siapapun kalian, gak perlu takut sama kucing. Anggaplah kucing sama seperti manusia, punya feeling/perasaan, punya emosi dan kebaikan. Selama kalian gak mengganggu mereka secara berlebihan, atau menyakiti mereka, pasti mereka juga gak akan menyakiti kalian. :)

0 comments:

Posting Komentar

Comment Below :)